Rabu, Juni 25, 2025
No menu items!
BerandaKesehatanPengobatan Kanker Payudara Metastasis, Ini Kata dr. Andhika dari Sentra Medika Hospital...

Pengobatan Kanker Payudara Metastasis, Ini Kata dr. Andhika dari Sentra Medika Hospital Cibinong

PopularIndonesia.com Kanker payudara adalah jenis kanker yang terjadi ketika sel-sel ganas tumbuh di dalam jaringan payudara. Sel-sel ini dapat membentuk tumor yang bisa teraba pada pemeriksaan fisik atau terdeteksi melalui pemeriksaan mamografi. Persoalannya, bagaimana bila kanker payudara dengan metastasis?

Dokter Spesialis Penyakit dalam sekaligus Konsultan Hematologi-Onkologi Medik dari Sentra Medika Hospital Cibinong, sekaligus tim dokter onkologi dari Suherman Widyatomo Integrated Cancer (SWICC), Dr. dr. Andhika Rachman Sp.PD K-HOM menjelaskan, kanker payudara metastasis merupakan kondisi dimana kanker telah menyebar di paru-paru, hati, tulang, bahkan yang lebih hebat menyebar sampai ke otak.

“Kami para dokter melakukan pemeriksaan setelah dilakukan biopsi, histopatologi, kemudian kita lakukan pemeriksaan IHK atau imunohistokimia, di sana kita akan melihat apakah kanker payudara ini jenis dari yang non-special type, lobular invasif atau ductal invasif, kemudian akan menentukan jenis reseptor hormonalnya, apakah estrogen maupun progesteron reseptor, atau dengan HER-2, Human Epidermal Growth Factor Receptor positif,” ujar dokter Andhika.

Menurutnya, penting untuk melakukan pemeriksaan CT Scan atau PET Scan yang fungsinya untuk melakukan staging. Staging atau penentuan stadium pada kanker payudara metastasis adalah proses untuk menggambarkan sejauh mana kanker menyebar di tubuh.

Dokter Andhika juga menjelaskan, pasien dengan kanker payudara metastasis dapat berdiskusi dengan tim dokter onkologi baik dokter hematologi-onkologi medik dan dokter bedah onkologi untuk pilihan pengobatan. Pasien dengan kanker payudara metastatik akan mendapatkan pengobatan bisa hanya dengan kemoterapi saja atau kombinasi kemoterapi dengan terapi target, contohnya menggunakan kombinasi obat anti HER-2 positif (Trastuzumab) dengan imunoterapi.

“Siklus pengobatan biasanya berlangsung kurang lebih sekitar 3 minggu, jadi dilakukan satu hari, jarak antara satu pengobatan dengan pengobatan yang lain, antar siklus, sekitar 3 minggu atau 4 minggu, bergantung daripada kemampuan atau efek samping yang ditimbulkan oleh obat-obat tersebut dan dalam perjalanan pengobatan itu kita akan menilai apakah obat tersebut memberikan efek baik pada pasien, memberikan manfaat atau tidak sehingga dalam dua siklus atau tiga siklus dokter biasanya akan melakukan evaluasi entah dengan menggunakan CT Scan atau MRI atau menggunakan PET Scan kembali dengan menjawab pertanyaan apakah pengobatan yang sudah diberikan sebelum ini berhasil untuk mengecilkan atau menghilangkan daripada kanker tersebut,” kata dokter Andhika.

Baca Juga: Riset Ungkap Dampak Kegiatan Males Gerak Terhadap Kesehatan Otak

Dalam pengobatan selain manfaat, juga terdapat efek samping yang timbul yang paling tidak disukai oleh para pasien terutama kaum wanita adalah rambut rontok atau kepala menjadi gundul yang pasti terjadi pada hampir seluruh pengobatan kanker payudara, namun setelah pengobatan selesai rambut akan tumbuh kembali.

“Kebanyakan atau rata-rata pasien-pasien yang menjalani kemoterapi akan mengalami efek samping seperti penurunan darah putih atau leukopenia atau netropenia, terjadi pada hari kelima sehingga pada hari tersebut perlu dilakukan pemeriksaan darah lengkap untuk menilai apakah leukosit berada di bawah 3000 atau hitung absolute netrofil count berada di bawah nilai 1500. Pada saat itu perlu dilakukan pemberian G-CSF (Granulocyte Colony-Stimulating Factor) obat untuk meningkatkan darah putih, sudah banyak disebar di apotek-apotek di Sentra Medika sendiri untuk obat-obatan untuk meningkatkan darah putih, sehingga ketika kita bisa mengantisipasi efek samping yang timbul terutama yang paling berat adalah leukosit yang turun, kita berharap bahwa pasien tersebut tidak akan jatuh dalam keadaan infeksi, tidak jatuh dalam keadaan diare sehingga dapat melanjutkan kemoterapi pada siklus-siklus berikutnya,” ujarnya.

Dokter Andhika menambahkan untuk menghadapi efek samping seperti persoalan nutrisi sangat penting sehingga sangat direkomendasikan untuk mengonsumsi protein terutama protein hewani seperti daging merah, susu, ikan, telur dan sebagainya dengan harapan pasien akan dapat melalui fase-fase kritis terutama 10 hari pertama setelah kemoterapi diberikan. Dokter Andhika berharap BPJS di masa mendatang kelak dapat mendukung pemberian obat-obatan untuk masyarakat, khususnya para pasien kanker payudara.

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Most Popular

Recent Comments